Dalam rangka memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana yang jatuh pada tanggal 26 April 2018, Pramuka Sako Sekawan Persada Nusantara Jakarta mengikuti simulasi kebencanaan pada tanggal 21-22 April 2018 di Pondok Pesantren Minhajurrosyidin Jalan SPV VII No. 17 Pondok Gede Jakarta Timur.
Acara yang digelar selama 2 hari ini dibuka oleh Ketua Senkom Mitra Polri H. Sirot dan dihadiri oleh BPBD, PMI, dan SAR serta diikuti sekitar 2.000 peserta yang terdiri dari siswa-siswa pondok, penghuni sekitar pondok, senkom dan diantaranya 87 peserta dari Pramuka Sako Sekawan Persada Nusantara.
Kesiapsiagaan adalah upaya yang dilaksanakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana guna mengurangi resiko dari akibat bencana tersebut. Kegiatan ini mengambil tema “Siap untuk Selamat, siaga saat aman siap saat dibutuhkan.” yang diisi dengan materi-materi tentang cara penanggulangan bencana, seperti management bencana, penanggulangan bencana banjir dan kebakaran, pengurangan resiko bencana, PPGD, dan Trauma Healing. Dimana materi ini diharapkan dapat bermanfaat untuk para peserta dan mempermudah simulasi dihari kedua.
Simulasi diawali dengan sosialisasi terkait dengan penanganan kebencanaan dan penjelasan teknis simulasi bencana alam. Hal ini untuk mengetahui dan memahami simulasi apa yang harus mereka laksanakan. Kemudian diskenariokan dengan kegiatan yang berjalan normal dan himbauan untuk meningkatkan kewaspadaan apabila terjadi bencana dalam cuaca yang ekstrim kemudian diikuti dengan bunyi sirine yang menandakan suatu bencana sedang terjadi.
Seluruh peserta dievakusi dan dibawa ketempat aman sampai situasi aman dan para peserta yang menjadi petugas bertugas menyelamatkan para peserta yang menjadi korban bencana dan membantu korban agar merasa aman dan tidak panik.
Simulasi dilaksanakan dua kali dengan simulasi yang berbeda yaitu simulasi dalam menghadapi bencana banjir dan simulasi menghadapi gempa. Kemudian, dilanjutkan dengan simulasi pemadaman api jika terjadi kebakaran
Dalam simulasi pemadaman api dijelaskan mengenai sebab-sebab terjadinya bencana yang ternyata 90% itu adalah kesalahan manusia itu sendiri maka untuk mengurangi kemungkianan terjadinya bencana itu diadakan kegiatan simulasi ini. Selain itu, dijelaskan pula mengenai cara-cara untuk menanggulangi kebakaran tersebut.
Untung selaku Ketua Pelaksana mengatakan simulasi ini memiliki tujuan untuk mengurangi resiko korban bencana di pondok pesantren Minhajurrosyidin dan memberikan ilmu pengetahuan mengenai penanggulangan bencana. Selain itu, jika terjadi bencana sewaktu-waktu sudah siap dan berpartisipasi dalam penyelamatan korban jiwa yang mana memang bencana itu sudah menjadi kodar dari Allah dan kita hanya bisa berusaha untuk mengurangi akibat dari bencana itu.
“Bencana ini memang sudah kodar atau takdir dari Allah yang mana kita tidak bisa melawan atau menghindari, kita hanya berupaya untuk mengurangi dari resiko terhadap bencana itu,” ucap Untung.
Selain itu, kegiatan ini menjadi komponen utama untuk menjadikan latihan evakuasi mandiri menjadi suatu gerakan atau aksi yang berulang dan dilakukan oleh seluruh komponen yang ada. Maksudnya menjadikan simulasi ini kegiatan rutin dalam suatu organisasi dan menjadi gerakan yang memang diadakan untuk melatih semua komponen dan elemen dalam penanggulangan bencana. Seperti yang dikatakan Anton Agus Harianto selaku Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana DKI Jakarta.
“Ini bukti kongkrit bahwa yang namanya Siap untuk Selamat itu menjadi sebuah gerakan bukan lagi ceremonial yang memastikan bahwa bagaimana latihan evakuasi mandiri itu menjadi suatu komponen utama kita, untuk memastikan kedepan menjadi suatu aksi yang terus berulang dan dilakukan oleh seluruh komponen,” kata Anton.
Hal itu yang membuat Pramuka Sako SPN diikutsertakan dalam simulasi ini, yang mana merupakan salah satu komponen terkait yang manfaatnya dapat menjadi kegiatan sosial pramuka dan bukti nyata bakti pramuka Indonesia terhadap kehidupan sosial, serta memiliki kemampuan akan sadar bencana dan siap berpartisipasi dalam kebencanaan tersebut. Sehingga memungkinkan mereka untuk bergabung kedalam unit rescue di bagian tertentu.
Sures selaku andalan Abdi Masyarakat dan Penanggulangan Bencana Sako Sekawan Persada Nusantara berpesan kepada para pramuka Indonesia khususnya pramuka Sako SPN, agar melatih diri sendiri untuk kemampuannya akan sadar bencana dan bisa bergabung di pramuka peduli untuk bisa melakukan pelatihan sadar tentang kebencanaan sejak dini yang berguna kedepannya untuk masyarakat.
Setiap manusia itu tidak mengetahui kapan bencana akan terjadi. Dengan mengetahui dan memahami suatu bencana yang mungkin dihadapi, manusia bisa lebih tanggap dalam menyelamatkan diri sehingga resiko korban jiwa akan berkurang. (Tammy/Wicak/lines)