Serang (25/3). Menyambut Ramadan 1444 H, DPW LDII Banten menggelar pengajian “Tabligh Akbar” yang dihadiri oleh Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Banten, KH. Tb. Hamdi Ma’ani Rusydi beserta jajarannya di gedung DPW LDII Banten.
Dalam tausiyahnya, Ketua Umum MUI Provinsi Banten KH. Tb. Hamdi Ma’ani menyampaikan dan mengajak agar seluruh warga LDII untuk meningkatkan amalan-amalan ibadah sebanyak-banyaknya, dan meminta ampunan kepada Allah SWT.
“Kita harus senang dan bahagia bisa menyambut Bulan Suci Ramadan tahun ini, mari kita isi kegiatan sehari-hari untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena hanya di Bulan Suci Ramadan inilah pahala kita akan dilipatgandakan,” ujarnya.
Bulan Suci Ramadan, sambungnya, berbeda dengan bulan-bulan yang lainnya karena terdapat banyak sekali keberkahan, seperti halnya Al-Quran turun saat Ramadan, peristiwa perang badar, ibadah salat Tarawih, dan juga zakat fitrah yang wajib dilakukan oleh seluruh umat Islam.
KH. Tb. Hamdi juga menjelaskan bahwasannya satu bulan dalam Bulan Suci Ramadan dibagi menjadi tiga masa, yaitu yaumul rohmah (kasih sayang), yaumul maghfirah (pengampunan), dan Itqun Minannar, “Yang mana Allah SWT menjanjikan pembebasan dari api neraka,” tambahnya.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPW LDII Banten, Dimo Tono Sumito mengajak warga LDII untuk bersinergi dengan MUI, serta meraih lima sukses Ramadhan yang diantaranya adala sukses puasa, sukses salat Tarawih, sukses tadarus Alquran, sukses Lailatul Qadar, dan sukses zakat fitrah, “Kemudian kita perlu menjaga kerukunan dan kekompakkan, saling toleransi yang harus kita hormati dan hargai satu sama lain,” katanya.
LDII Banten menindaklanjuti arahan dari DPP LDII mengajak warga LDII untuk menyiapkan diri, baik fisik maupun hati untuk bisa mengoptimalkan rangkaian ibadah di Bulan Suci Ramadan tahun ini.
Dimo juga menambahkan arahan dari DPP LDII bahwa mendekati tahun politik yang saat ini semakin menghangat, semua warga LDII harus berpartisipasi dan tetap netral aktif. Dan yang paling utama adalah tetap menjaga ukhuwah, persatuan dan kesatuan bangsa.
“Itu yang paling penting bagi kita semua. Kita semua memiliki kewajiban merawat NKRI sebagai sarana ibadah dari Allah yang membuat praktik ibadah kita ini bisa menjadi lancar,” tutupnya.