Guna mewujudkan target pembinaan ‘Tri Sukses Generasi Penerus’, yaitu berakhlakul karimah, alim-faqih dan mandiri, PC LDII Kabupaten Bekasi Timur menyelenggarakan acara seminar parenting pada hari Minggu (17/3) lalu, untuk mengedukasi orang tua khususnya bagi para ibu.
Dalam kegiatan seminar ini, PC LDII Bekasi Timur juga mengundang Wenny Haryanto salah satu anggota Komisi VII DPR Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak yang saat itu tidak dapat hadir.
Sekitar 800 wanita warga LDII yang berada di wilayah Bekasi Timur memadati Masjid Baitul Makmur, Aren Jaya tempat digelarnya acara. Mereka antusias dengan tema acara yang mengangkat peran ibu dalam hal ini meningkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam mendidik anak-anaknya sehingga bisa mewujudkan target tersebut.
“Kegiatan ini diharapkan agar para ibu dapat menerapkan pola pendidikan yang baik dan benar sehingga anak-anaknya bisa berhasil mewujudkan program tersebut,” ucap ketua PC LDII Bekasi Timur, Ozy Fahruzy.
“Tugas utama kita itu adalah dapt mendidik anak-anak kita untuk bisa mewujudkan alim, faqih dan mandiri. Apalagi ibu merupakan teman yg paling dekat dengan anak. Tantangan yang sedang dihadapi orang tua saat ini adalah mengenai penggunaan smartphone. Karena itu, para orang tua supaya lebih memperhatikan anak-anak saat memakai smartphone,” kata Ali Wijanarko, Ketua DPD LDII Bekasi menambahkan.
“Bukan hanya itu saja, orang tua juga bertanggung jawab terhadap pergaulannya. Ini tantangan yang cukup besar untuk dapat mendidik generasi muda sehingga terwujud anak yg alim, faqih dan mandiri,” katanya lagi.
Nana Maznah Prasetyo yang menjadi pembicara hari itu menjelaskan, “Persoalan terhadap anak itu sangat banyak, seperti fatamorgana yang menjadi tantangan para orang tua.”
Hal ini tentu bukanlah hal yang mudah bagi para orang tua, terutama perkembangan teknologi yang tidak terkendali, kata wanita yang juga menjabat tenaga ahli Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi).
“Untuk dapat mewujudkan target ‘Tri Sukses’ tersebut memerlukan proses, bukan suatu hal yang instan,” terang Nana lagi. Lebih jauh ia menuturkan, personality seorang ibu lebih ke arah rasa, sedangkan peran ayah lebih ke arah mental.
Ibu merupakan madrasah dari sekolah. Jika ibunya baik dan positif, maka anak-anaknya juga akan baik dan selalu bersikap positif juga. Proses pembentukan karakter itu dibentuk ketika di dalam kandungan saat pembentukan janin. (ahmad nur ubaidah/rouf/lines)