Sebagian perempuan di zaman sekarang, sudah berbeda dengan perempuan di zaman dahulu. Perempuan di zaman sekarang menginginkan dirinya bisa bergerak bebas layaknya kaum Adam. Mereka ingin bisa berkreasi, memiliki cita-cita yang tinggi, memiliki karir yang bagus, tetapi mereka juga tidak ingin meninggalkan kodrat mereka sebagai perempuan. Yaitu, bisa menjalankan kewajiban mereka sebagai istri dan kewajiban mereka sebagai ibu. Nah, bagaimana caranya kita para muslimah bisa mewujudkan semua itu secara seimbang sesuai dengan kaidah dan norma agama kita?
Sebab problema itulah Keputrian DPD LDII Klaten Utara, Diajeng, terdorong untuk mengadakan seminar bagi para perempuan muslimah Klaten Utara dengan judul “Peran Perempuan dalam Berkeluarga dan Berkarier” dan dengan motto “Demi Terciptanya Kerukunan, Kekompakan serta Sakinah Mawadah Warohmah dalam Keluarga” pada hari Minggu (26/2). Di dalam seminar disampaikan beberapa dalil tentang mencari ilmu dan dalil tentang ujian dari Allah. Dan seminar ini diadakan di Masjid An-Nuur Morisan, Klaten Utara.
Seminar ini dihadiri oleh 250 peserta keputrian yang terdiri dari 150 peserta dari remaja putri usia lebih dari 17 tahun dan 100 peserta dari ibu-ibu undangan. Nantinya, para ibu-ibu undangan ini akan menyampaikan kembali ilmu yang telah mereka dapat pada pengajian keputrian khusus ibu-ibu di PC dan PAC LDII masing-masing. Pada seminar ini pun diselingi dengan hiburan goyang pinguin serta pembagian doorprize menarik agar para peserta tidak jenuh dan tetap fokus.
Tujuan kegiatan ini diadakan adalah untuk lebih meningkatkan kepahaman perempuan LDII dan mengetahui lebih rinci akan perannya masing-masing dimulai sejak remaja hingga dewasa. Karena peran perempuan itu sangat kompleks, maka dari itu hal yang kita bahas dan yang kita kembangkan disini mencapai 3 fase kehidupan perempuan. Fase generasi pertama ditujukan kepada perempuan yang ingin menggapai mimpinya dan yang akan menikah. Apa yang harus dilakukan untuk meraih mimpi tersebut dan apa yang harus dipersiapkan dan dilakukan dalam menentukan pasangan hidup.
Fase generasi kedua ditujukan untuk para perempuan-perempuan yang sudah menikah. Yang ingin mengetahui kondisi seperti apa saja yang dihadapi oleh umumnya perempuan setelah menikah, kewajiban apa saja yang harus dilakukan istri terhadap suami dan seorang ibu terhadap anak.
Sedangkan untuk fase generasi ketiga ini ditujukan kepada para perempuan-perempuan yang sudah memiliki keturunan dan ingin berkarya menjadi womenpreuneur yang sukses tanpa harus meninggalkan kewajiban seorang istri dan kewajiban seorang ibu.
Pada seminar ini, Diajeng Klaten Utara menghadirkan narasumber dari Bandung Selatan 2, yaitu Ibu Hj. Haeni Mursita.Hj. Haeni merupakan ibu dari lima orang anak serta seorang istri yang telah sukses mendampingi suami dalam melancarkan urusan fisabilillahnya serta seorang womenpreuneur yang sukses di Bandung Selatan. Bisnis yang beliau jalankan sekarang adalah ‘Hajjah Abrari Production’ di Bandung, ‘Donat Madu Cihanjuang’ Cab. Wedi di Klaten dan masih banyak lainnya.
Kunci kesuksesan yang telah Hj. Haeni Mursita bagi kepada para perempuan muslimah disini berdasarkan problem diatas adalah :
Pertama, untuk meraih mimpi kita harus memiliki azzam yang kuat, selalu meminta doa dan restu orang tua, berusaha konsisten/kontinyu, pantang menyerah dan selalu bersedia mengevaluasi diri sendiri. Sedangkan hal yang harus dipersiapkan dan dilakukan pada masa menentukan pasangan hidup adalah memiliki kriteria suami idaman, mengenali diri sendiri, selalu memperbaiki diri, berdoa dan meminta ridho orang tua.
Kedua, penyesuaian diri dengan pasangan hidup, bersama menentukan sikap dan strategi rencana kedepan adalah kondisi umum yang biasanya dihadapi oleh perempuan setelah menikah. Nah, kewajiban istri sendiri terhadap suami yaitu bersedia thoat pada suami, bisa menjaga harta suami & selalu mendukung serta melancarkan dapukan suami. Sedangkan kewajiban ibu terhadap anak yang harus dipahami adalah bisa meramut anak dengan kasih sayang, berani menegur anak ketika salah, memberi keleluasaan dan kepercayaan terhadap anak dan bisa membantu memecahkan masalah anak.
Dan yang ketiga, kiat sukses yang dibagikan oleh Hj. Haeni Mursita bagi para perempuan yang ingin menjadi womanpreneur tanpa harus meninggalkan kewajiban-kewajiban mereka dalam keluarga adalah harus bisa meluruskan niat dan tujuan awal ketika menikah, membatasi diri terhadap ambisi duniawi, membangun komunikasi yang baik dalam keluarga, prioritaskan hal untuk mencapai surga kita, management waktu dan yang terakhir adalah selalu meminta ridho suami.
Hj. Haeni menegaskan, “Ketika kita muda, doa dan ridho orang tua lah yang terpenting dalam hidup kita. Dan ketika kita sudah beranjak dewasa atau sudah menikah, maka doa dan ridho suami yang terpenting. Jadi, jangan pernah melangkah, tanpa meminta doa dan ridho dari orang tua atau suami kita. Sebab kita berbeda dengan perempuan yang lain, maka tentukan tujuan awal dengan baik dan perbaiki niat untuk ibadah, kuatkan dengan doa, ikhtiar dan husnudzonbillah. Insya Allah, Allah akan menunjukkan jalannya”.