Hari Raya Idul Adha tahun ini, 10 Dhul Hijjah 1438 sudah dekat. Jika dikalenderkan ke tahun Masehi, hari raya umat muslim ini jatuh pada tanggal 1 September 2017. Berbodong-bondong umat muslim di seluruh dunia melakukan qurban setelah salat Idul Adha. Ada hewan yang disyariatkan untuk qurban dari gibas, kambing, sapi, kerbau, hingga domba.
Bagi umat muslim, merupakan hari yang penuh sukacita, dimana pahala berkurban sangat pol karena setiap helai bulu hewan yang diqurbankan bernilai satu pahala. Tentu kita akan kesulitan menghitung jumlah bulu pada hewan qurban, jadi jangan sia-siakan kesempatan untuk berqurban, baik itu berqurban dengan modal sendiri maupun patungan.
Setelah berqurban, biasanya daging qurban akan dibagikan dan stok daging dirumah akan melimpah. Kebiasaan warga LDII, ada yang langsung mengolah daging qurban menjadi berbagai masakan setelah berqurban, ada pula yang menyimpannya baik itu untuk pribadi maupun acara keakraban majelis taklim, generus muda-mudi, dan generus cabe rawit di kemudian hari. Berbicara soal menyimpan daging qurban, tidak asyik rasanya ketika acara keakraban qurban yang sudah dimusyawarahkan jauh-jauh hari, gagal akibat daging qurban yang rusak karena masalah penyimpan. Berikut ini tips menyimpan daging qurban supaya awet dan tetap berkualitas.
1. Dicuci atau tidak?
Pada dasarnya daging bisa dikatakan bersih atau hanya mengandung sedikit kuman. Terkadang pada waktu pemotongan, pengulitan, pengeluaran jeroan bisa menyebabkan adanya cemaran bakteri ke permukaan daging. Sebelum pisau digunakan ada baiknya dibersihkan terlebih dahulu.
Mencuci daging memang bisa mengurangi jumlah kuman dalam daging, namun pencucian yang dilakukan menggunakan air mengandung kuman justru menyebabkan jumlahnya bertambah. Setelah dicuci lalu dibiarkan ditaruh dalam udara terbuka dan tidak langsung dimasak juga bisa menyebabkan pertambahan jumlah kuman.
Perkara dicuci atau tidak, boleh dicuci tapi harus segera dimasak atau disimpan dalam lemari es dengan suhu 0 derajat celcius. Beberapa kuman mungkin tidak mati tapi pertumbuhannya akan terhambat. Seandainya tidak dicuci, harus dipastikan proses pemotongan dan penanganan daging dilakukan dengan bersih.
Lalu tergantung bagaimana daging akan diolah. Jika dibuat sop daging sebaiknya daging dicuci. Bapak Basit, salah satu warga LDII yang biasa mengolah daging qurban dari Majelis Taklim al Firdaus Senen berpendapat bahwa daging qurban yang dicuci akan mengurangi kenikmatannya. “Untuk disate, jika tidak kotor sebaiknya tidak dicuci,” ujarnya.
2. Penyimpanan di lemari pendingin?
Pastikan daging sapi dan daging kambing tercampur untuk menghindari bau prengus dan meminimalkan jumlah perkembangbiakan kuman. Daging yang memar dan kotor sebaiknya tidak diiris dan dicampur dengan daging yang bagus. Perlu diingat, jangan mencampur daging, tulang, dan jeroan putih (usus dan babat) karena bagian ini mengandung lebih banyak kuman.
Bagaimana dengan bagian hati dan ginjal? Sebaiknya ditempatkan terpisah karena setelah diiris dan dikemas, hati akan cenderung basah dan mengeluarkan darah. Jika disatukan akan membuat daging menjadi basah dan cepat busuk. Demikian dengan ginjal, sebagai tempat penyaringan air kencing akan sedikit berbau pesing.
Sebelum dimasukkan ke dalam lemari es, potong daging dalam ukuran kecil agar pembekuan lebih merata dan mempermudah saat mengeluarkan sesuai kebutuhan Anda. Jika ada yang kotor jangan dibersihkan dengan air tetapi potonglah bagian yang kotor dan pisahkan. Pisahkan juga daging segar dengan daging yang sudah diolah. Bungkus potongan-potongan daging tersebut pada plastik kedap air atau wadah plastik yang tertutup agar tidak mengalami dehidrasi. Daging yang dehidrasi akan mengalami perubahan warna menjadi coklat kehitaman.
Selain dipotong dalam ukuran kecil, daging juga bisa disimpan sesuai dengan porsi masak. Misalkan mempunyai daging 1 kg dengan jumlah keluarga 3 orang, dengan porsi sekali masak 200gram, maka daging sebaiknya dibagi menjadi 5 bagian (per 200gram) dan disimpan dalam 5 tempat khusus yang dipisah, misalnya plastik, atau tupper ware.
Baik itu dipotong kecil-kecil atau sesuai porsi akan mengurangi dampak negatif. Daging yang keluar masuk kulkas untuk dicairkan (thawing) dan dibekukan berulang-ulang akan kehilangan nutrisi karena larut bersama air yang keluar. Jika dipotong pipih akan lebih mudah di Thawing daripada bentuk bulatan.
Daging yang disimpan di kulkas bagian bawah dapat bertahan 3 hingga 4 hari. Apabila disimpan di freezer kulkas standar rumah tangga, cukup diatur skalanya, semakin rendah semakin baik yaitu sekitar minus 100 Celcius hingga minus 120 Celcius. Jika anda mau, daging juga bisa ditandai dengan kode penyimpanan untuk menghindari tercampurnya daging baru dengan daging lama.
3. Mencairkan daging beku dan keras dari lemari es
Cara mencirkan daging akan berpengaruh pada kualitas masakan. Daging yang dimasak masih dalam keadaan dingin dan keras menyebabkan proses kematangan tidak sempurna. Bisa saja pada bagian dalam daging yang belum matang masih terissa kuman penyebab penyakit.
Mencairkan daging kedalam air atau ruang terbuka juga beresiko tercemar kuman. Didalam air pun zat penting dalam daging akan luruh.
Sebelumnya, pastikan apa yang akan anda masak dan tentukan daging dari jenis apa, bagian mana dan jumlah berapa yang akan dimasak.
Sebaiknya mencairkan daging sudah dilakukan pada malam hari sebelum waktu pagi harinya diolah. Daging bisa dicairkan di dalam chiller lemari es (bagian bawah freezer pada kulkas. Atau bisa juga dicairkan dengan microwave. Cara lain, daging juga bisa dikucuri wastafel sambil dikucuri air keran yang mengalir dalam keadaan terbungkus plastic. Sebaiknya, daging yang sudah dikeluarkan dari kulkas harus dimasak sampai habis. Jangan memasukkan kembali sisa daging ke dalam kulkas. (khoir/lines)