Bagi sebagian besar lulusan SMA masuk perguruan tinggi ternama adalah untuk meraih hidup yang lebih baik. Namun mahasiswa LDII yang kuliah di STAN menginginkan lebih, hidup yang lebih baik dan memiliki kepahaman agama yang kuat.
Memiliki ilmu dunia dan agama yang mumpuni itulah harapan para generasi muda LDII. Untuk itulah Pondok Pesantren Bina Insan Mulia Jakarta Selatan (PPM BIM) menghelat bimbingan belajar dan try out, untuk para generasi muda LDII yang ingin masuk ke Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN).
Acara yang dihelat sekitar 17-22 Juni 2014 silam itu bertajuk Bimbingan Belajar Ujian Saringan Masuk (USM) STAN. Acara ini dinisiasi oleh PPM BIM yang bekerja sama dengan Forum Komunikasi Mahasiswa Jakarta (FKMJ) – yang merupakan organisasi di bawah naungan PPM BIM. Acara ini menjadi magnet bagi generasi muda LDII. Mereka berdatangan bukan hanya dari sekitar Jabodetabek saja, melainkan dari berbagai wilayah seperti Bandung, Jogjakarta, Lampung, bahkan dari Medan. Mereka berharap bisa menimba ilmu di STAN, sekolah kedinasan yang berada di bawah Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan, Kementrian Keuangan.
Para peserta dibimbing langsung oleh santri dan santriwati PPM yang mayoritas mahasiswa STAN, serta para pengajar yang juga terdiri dari alumni STAN. “Acara ini selain untuk memberikan materi pengajaran cara menyelesaikan soal-soal USM STAN, tips and trik¸ juga untuk memberikan sokongan motivasi berupa semangat kepada para peserta untuk selalu berusaha dan yakin terhadap kekuatan doa,” ujar Kholil Aziz Hasri selaku penanggung jawab acara Bimbel STAN.
Para peserta dikutip shodaqoh sebesar Rp 100 ribu, dengan fasilitas pembelajaran Intensif setiap hari, materi dan soal, tryout tiga kali pelaksanaan, penginapan, konsumsi, dan lokasi kegiatan bimbingan belajar yang letaknya tidak jauh dengan kampus STAN. Rupanya, biaya tak jadi masalah bagi peserta. Mereka antusias hingga mudah untuk memenuhi kuota 80 peserta.
“Acara bimbingan belajar ini diharapkan menjadi pemicu para peserta agar lebih meningkatkan lagi semangat belajarnya, mengingat pendaftar STAN yang tidak sedikit, melainkan ratusan ribu. Selain memberikan dukungan kegiatan pembelajaran, para peserta pun turut serta dalam kegiatan harian PPM seperti mengaji sesi pagi, sehingga kebutuhan rohani yang paling utama untuk menghadapi sebuah tes dapat terpenuhi,” tutur Kholil Aziz Hasri.
Bimbingan belajar yang berlangsung hanya lima hari ini, membuat para peserta dapat mengenal antara peserta yang satu dan yang lain, maupun antara peserta dengan panitia. Sabtu malam (21/6) menjadi hari yang tepat untuk melaksanakan malam keakraban setelah selama seminggu berisikan kegiatan belajar yang cukup padat.
Malam keakraban diisi oleh beberapa acara, di antaranya bakar jagung bersama, dan pementasan drama yang berjudul “Bukan Adam Dan Hawa” menjadi puncak acara. Sebuah drama klasik yang dimainkan oleh para panitia banyak mengundang tawa dari para penonton. Belum berakhir sampai situ, esok paginya setelah salat Subuh berjamaah di Masjid Baitussyakur, Pondok Jaya, para peserta digiring untuk jalan-jalan ke STAN. Tidak habis ide, panitia mengisi acara tersebut dengan membuat pos-pos yang berisikan berbagai permainan dan berakhir di depan Student Center STAN untuk unjuk yel-yel dan sarapan bubur kacang. Acara pagi itu ditutup dengan foto bersama antara peserta dan panitia di kolam kebanggaan kampus STAN.
“Acara ini tak hanya memberikan motivasi semata, melainkan penggemblengan terhadap para peserta dengan Alquran dan Alhadits, karena untuk lulus STAN bukan cuma orang jenius yang bisa, melainkan yang religius, tetap berusaha melakukan yang terbaik namun selalu berpasrah diri kepada Allah SWT dan takdir dengan cara berdoa. Intansyurullaaha yansurkum wa yutsabbit aq’daamakum. Jika kita menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kita,” ujar Malika Khairi Mahfudz, Kepala Bidang Acara Bimbingan Belajar USM STAN.
Hari minggu menjadi hari terakhir pelaksanaan Bimbel, yang ditutup dengan pelaksanaan tryout ke-3. “Acaranya sangat seru dan mengasyikan, bisa nambah ilmu dunia dan akhirat, tapi sayang waktu pelaksanannya kurang lama,” kalimat tersebut tertulis dalam kesan pesan yang diberikan oleh peserta kepada panitia.
Don’t believe in a luck too much, because a luck is a meeting between pray hard and work hard in very right time. Kalimat yang menjadi password untuk memasuki pos ketiga pada game Minggu pagi sangat cocok untuk menggambarkan realita yang ada. Kadang kita berpangku seluruhnya pada keberuntungan namun lupa kalau Allah masih menyuruh kita untuk berusaha. Tidak kalah, husnudzanbillah terhadap qadar baik menjadi kunci utama kesuksesan agar apa yang diharapkan dapat terkabul.
Semoga para generus LDII banyak yang lulus dan lolos STAN, tak hanya mengejar duniawi tapi melahirkan generasi yang religius, untuk melestarikan Islam. (Nungky Alfiandari/Foto: Khenan Subagja)