Catatan: Gambar di atas adalah gambar Gua Hiro
Melanjutkan artikel sebelumnya tentang cara turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad, pada artikel ini akan disajikan hadits tentang turunnya wahyu yang pertama kali kepada Nabi Muhammad. Sebagian besar dari kita mungkin sudah banyak tahu isi hadits ini.
Hadits di bawah ini diambil dari Shohih Bukhori, Kitab Permulaan Wahyu, Bab Permulaan Wahyu. Penulisannya dipenggal-penggal dan diberi arti dengan agak bebas agar memudahkan pengertian.
حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ بُكَيْرٍ قَالَ حَدَّثَنَا اللَّيْثُ عَنْ عُقَيْلٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ أُمِّ الْمُؤْمِنِينَ أَنَّهَا قَالَتْ
{isnad) … dari Aisyah, ibunya orang-orang iman, dia berkata:
أَوَّلُ مَا بُدِئَ بِهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ الْوَحْيِ الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ فِي النَّوْمِ فَكَانَ لَا يَرَى رُؤْيَا إِلَّا جَاءَتْ مِثْلَ فَلَقِ الصُّبْحِ
Awalnya wahyu yang datang kepada Nabi Muhammad adalah mimpi-mimpi yang nyata, bukan hanya bunga tidur. Mimpi itu terlihat seperti cahaya subuh.
ثُمَّ حُبِّبَ إِلَيْهِ الْخَلَاءُ وَكَانَ يَخْلُو بِغَارِ حِرَاءٍ فَيَتَحَنَّثُ فِيهِ وَهُوَ التَّعَبُّدُ اللَّيَالِيَ ذَوَاتِ الْعَدَدِ قَبْلَ أَنْ يَنْزِعَ إِلَى أَهْلِهِ وَيَتَزَوَّدُ لِذَلِكَ ثُمَّ يَرْجِعُ إِلَى خَدِيجَةَ فَيَتَزَوَّدُ لِمِثْلِهَا
Kemudian beliau diberikan rasa untuk suka menyendiri. Beliau memilih Gua Hiro sebagai tempat untuk bisa beribadah, khususnya di malam hari. Biasanya beliau menyendiri di Gua Hiro selama beberapa hari. Untuk keperluan tersebut, Khodijah (istri beliau) mempersiapkan bekal. Jika bekal sudah habis, beliau kembali ke rumah. Begitu seterusnya.
حَتَّى جَاءَهُ الْحَقُّ وَهُوَ فِي غَارِ حِرَاءٍفَجَاءَهُ الْمَلَكُ فَقَالَ اقْرَأْ قَالَ مَا أَنَا بِقَارِئٍ قَالَ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ قُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّانِيَةَ حَتَّى بَلَغَ مِنِّي الْجَهْدَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ اقْرَأْ فَقُلْتُ مَا أَنَا بِقَارِئٍ فَأَخَذَنِي فَغَطَّنِي الثَّالِثَةَ ثُمَّ أَرْسَلَنِي فَقَالَ { اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ }
Sampai suatu ketika di Gua Hiro, datanglah saat itu, yaitu pertama kalinya wahyu diturunkan. Seorang malaikat (yaitu malaikat Jibril) datang dan berkata: “Bacalah”.
Beliau bersabda: “Aku tidak bisa membaca”
Nabi Muhammad kemudian berkata: Maka Jibril memegang dan memelukku dengan sangat kuat, kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah”
Beliau bersabda: “Aku tidak bisa membaca”
Maka Jibril memegang dan memelukku dengan sangat kuat, kemudian melepaskanku dan berkata lagi: “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu Maha Mulia”. (Surat Al-Alaq ayat 1-3).
فَرَجَعَ بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَرْجُفُ فُؤَادُهُ فَدَخَلَ عَلَى خَدِيجَةَ بِنْتِ خُوَيْلِدٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا فَقَالَ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَزَمَّلُوهُ حَتَّى ذَهَبَ عَنْهُ الرَّوْعُ فَقَالَ لِخَدِيجَةَ وَأَخْبَرَهَا الْخَبَرَ لَقَدْ خَشِيتُ عَلَى نَفْسِي فَقَالَتْ خَدِيجَةُ كَلَّا وَاللَّهِ مَا يُخْزِيكَ اللَّهُ أَبَدًا إِنَّكَ لَتَصِلُ الرَّحِمَ وَتَحْمِلُ الْكَلَّ وَتَكْسِبُ الْمَعْدُومَ وَتَقْرِي الضَّيْفَ وَتُعِينُ عَلَى نَوَائِبِ الْحَقِّ
Kemudian beliau kembali ke rumah, dan setelah sampai di rumah meminta Khodijah menyelimutinya. “Selimuti aku, selimuti aku”.
Lalu beliau diselimuti oleh Khodijah hingga hilang rasa takutnya.
Kemudian beliau menceritakan kejadian di gua Hiro dan berkata pada Khodijah: “Aku khawatir akan kejadian itu”.
Khodijah menjawab: “Demi Alloh, Alloh tidak akan mencelakakanmu. Engkau telah banyak melakukan perbuatan baik.”
فَانْطَلَقَتْ بِهِ خَدِيجَةُ حَتَّى أَتَتْ بِهِ وَرَقَةَ بْنَ نَوْفَلِ بْنِ أَسَدِ بْنِ عَبْدِ الْعُزَّى ابْنَ عَمِّ خَدِيجَةَ وَكَانَ امْرَأً قَدْ تَنَصَّرَ فِي الْجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ يَكْتُبُ الْكِتَابَ الْعِبْرَانِيَّ فَيَكْتُبُ مِنْ الْإِنْجِيلِ بِالْعِبْرَانِيَّةِ مَا شَاءَ اللَّهُ أَنْ يَكْتُبَ وَكَانَ شَيْخًا كَبِيرًا قَدْ عَمِيَ
Agar suaminya lebih tenang, Khodijah membawanya kepada Waroqoh bin Naufal. Waroqoh adalah sepupu Khodijah, seorang Nasroni yang masih berpegang teguh pada kitab Injil yang asli. Saat itu Waroqoh sudah tua dan matanya buta.
فَقَالَتْ لَهُ خَدِيجَةُ يَا ابْنَ عَمِّ اسْمَعْ مِنْ ابْنِ أَخِيكَ فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ يَا ابْنَ أَخِي مَاذَا تَرَى فَأَخْبَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ خَبَرَ مَا رَأَى فَقَالَ لَهُ وَرَقَةُ هَذَا النَّامُوسُ الَّذِي نَزَّلَ اللَّهُ عَلَى مُوسَى يَا لَيْتَنِي فِيهَا جَذَعًا لَيْتَنِي أَكُونُ حَيًّا إِذْ يُخْرِجُكَ قَوْمُكَ
Khodijah: “Sepupuku, dengarkanlah apa yang terjadi pada suamiku ini”
Waroqoh: “Apakah yang terjadi padamu, wahai Muhammad?”
Maka Rosululloh pun menjelaskan apa yang telah terjadi.
Waroqoh: “Yang datang kepadamu itu adalah Namus (Jibril), seperti yang diturunkan Alloh kepada Nabi Musa. Nanti kami akan diusir oleh kaummu. Semoga aku masih hidup jika telah tiba saat tersebut”
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوَمُخْرِجِيَّ هُمْ قَالَ نَعَمْ لَمْ يَأْتِ رَجُلٌ قَطُّ بِمِثْلِ مَا جِئْتَ بِهِ إِلَّا عُودِيَ وَإِنْ يُدْرِكْنِي يَوْمُكَ أَنْصُرْكَ نَصْرًا مُؤَزَّرًا ثُمَّ لَمْ يَنْشَبْ وَرَقَةُ أَنْ تُوُفِّيَ وَفَتَرَ الْوَحْيُ
Nabi: “Apakah aku akan diusir oleh mereka?”
Waroqoh: “Ya. Tidak ada seorangpun yang datang dengan membawa seperti ini (agama) kecuali akan disakiti / dimusuhi. Seandainya aku masih ada pada saat itu, maka aku akan menolongmu sekuatku.”
Waroqoh tidak mengalami peristiwa itu, karena meninggal pada saat kekosongan wahyu.
قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَأَخْبَرَنِي أَبُو سَلَمَةَ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ الْأَنْصَارِيَّ قَالَ وَهُوَ يُحَدِّثُ عَنْ فَتْرَةِ الْوَحْيِ فَقَالَ فِي حَدِيثِهِ بَيْنَا أَنَا أَمْشِي إِذْ سَمِعْتُ صَوْتًا مِنْ السَّمَاءِ فَرَفَعْتُ بَصَرِي فَإِذَا الْمَلَكُ الَّذِي جَاءَنِي بِحِرَاءٍ جَالِسٌ عَلَى كُرْسِيٍّ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
(isnad) …. Jabir bin Abdulloh Al-Anshori berkata tentang kekosongan wahyu.
Catatan penulis: Yang dimaksud kekosongan wahyu di sini adalah bahwa ada jeda waktu yang sangat lama setelah wahyu yang diturunkan di Gua Hiro sampai dengan cerita selanjutnya di bawah ini.
Kemudian Nabi bercerita kembali: Pada suatu hari, saat aku sedang berjalan, aku mendengar suara dari langit. Aku memandang ke arah sumber suara itu, ternyata dia adalah malaikat yang pernah datang kepadaku di Gua Hiro dalam wujud aslinya, duduk di kursi yang memenuhi antar langit dan bumi.
فَرُعِبْتُ مِنْهُ فَرَجَعْتُ فَقُلْتُ زَمِّلُونِي زَمِّلُونِي فَأَنْزَلَ اللَّهُ تَعَالَى { يَا أَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ قُمْ فَأَنْذِرْ إِلَى قَوْلِهِ وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ } فَحَمِيَ الْوَحْيُ وَتَتَابَعَ تَابَعَهُ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ يُوسُفَ وَأَبُو صَالِحٍ وَتَابَعَهُ هِلَالُ بْنُ رَدَّادٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ وَقَالَ يُونُسُ وَمَعْمَرٌ بَوَادِرُهُ
Maka aku pun takut dan bergegas pulang. Di rumah, aku berkata pada Khodijah: . “Selimuti aku, selimuti aku”. Saat sedang berselimut itulah, Alloh menurunkan wahyu: “Wahai orang yang berselimut”, sampai firman Alloh “dan tinggalkanlah menyembah berhala “.(QS Al-Muddattsir ayat 1-5)
Sejak saat itu wahyu turun berturut-turut.