Ramadan lalu, LDII Jayapura memiliki kegiatan yang terbilang padat. Banyak kunjungan pejabat setempat maupun ulama ke para warga LDII Kabupaten Jayapura. Pada 26 Juli 2014 misalnya, di Masjid Baitul A’la Sentani DPD LDII Kabupaten Jayapura mengundang anggota DPRD terpilih Kabupaten Jayapura Ust.H.Abdul Rahman Sulaiman untuk mengisi tausiyaH.
Selain sebagai anggota DPRD terpilih Kab. Jayapura periode 2014-2019, ia juga sebagai tokoh masyarakat, tokoh agama dan mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada awal pembentukan MUI di Kabupaten Jayapura. Oleh karenanya ia sangat paham betul kemajuan dan perkembangan umat Islam di Jayapura.
Dalam Tausiyahnya Ust. H. Abdul Rahman Sulaiman menegaskan, “Semua umat islam khususnya di Jayapura supaya memperkuat dan menjalin ukhuwah islamiah kepada sesama, supaya umat Islam tetap dalam kebersamaan dan persatuan dan tidak ada lagi yang saling menjelek-jelekan terhadap saudaranya sendiri.” Ia menambahkan, “Dulu saya orang yang paling depan menggalang kebersamaan ketika LDII dihujat, meskipun begitu masih ada saja orang yang mempunyai stigma negatif kepada LDII, itu dikarenakan mereka belum kenal dengan LDII, kalau sudah kenal dengan LDII Insya Allah tidak ada orang yang menjelek-jelekan LDII,” tegasnya.
Dalam akhir tausyahnya ia menambahkan, “Ada tiga golongan yang doanya mustajabah, yaitu kedua orang tua, orang yang sedang puasa, dan orang yang teraniaya,” imbuhnya.
Dalam sambutanya ketua DPD LDII Kabupaten Jayapura, Imam Subekti, S.Pd mengucapkan terimakasih dan merupakan kehormatan bagi LDII atas kedatangan Ust. H. Abdul Rahman Sulaiman dalam memberikan tausiyah. Imam Subekti S.Pd memperkenalkan program kegiatan pengajian di bulan Ramadan dan pengajian rutin di luar bulan Ramadan dalam mengkaji Alquran dan Alhadits makna dan keterangan.
Ia juga menegaskan, “Sebentar lagi kita akan meninggalkan bulan yang penuh maghfiroh ini, untuk itu jangan disia-siakan waktu yang tinggal sedikit ini untuk terus beribadah dan berbuat baik kepada sesama, terlebih jadikanlah bulan Ramadan sebagai pelebur dosa dan instropeksi diri supaya setelah ramadhan kita menjadi manusia yang fitri, sehingga nilai dan hikmah Ramadan tetap kita jalankan di kehidupan sehari-hari,” tegasnya. (Desri Eko Winasis/Jayapura)