Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
    • DAFTAR WEBSITE LDII
    • VIDEO LDII
    • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • ACUAN DESAIN GRAFIS
  • KIRIM BERITA
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
    • DAFTAR WEBSITE LDII
    • VIDEO LDII
    • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • ACUAN DESAIN GRAFIS
  • KIRIM BERITA
No Result
View All Result
Lembaga Dakwah Islam Indonesia
No Result
View All Result
Home Artikel

Dan Tangan-tangan Para Pembatik Itu, Turut Menjaga Lingkungan

_admin by _admin
October 3, 2022
in Artikel
0
Dan Tangan-tangan Para Pembatik Itu, Turut Menjaga Lingkungan

Ira Fatma warga LDII asal Sleman berhasil mengembangkan ecoprint dengan memanfaatkan alam untuk menciptakan beragam produk ecoprint. Foto: LINES.

152
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterShare on WhatsApp

Warga LDII memelopori pembuatan ecotik, perpaduan ecoprint dan batik dengan pewarna berbahan jamu tradisional. Harapannya, warisan luhur terjaga dan lingkungan pun lestari.

Omah Fatma nama usahanya. Dari terminal Giwangan berjarak 13,4 km. Dari Malioboro, lebih dekat lagi, hanya berjarak 7,3 km. Jika Anda mencari lewat Google Map, cukup ketikkan Omah Fatma – Textile Craft and Workshop Ecoprint. Usaha tersebut, berada di Condongcatur, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Sesampainya di Omah Fatma, Anda akan disuguhi pemandangan berbagai jenis dedaunan dan bunga. Tampak pula meja berukuran sekitar 2 x 3 meter untuk memproses ecotik. Ada pula tungku untuk mengukus, tempat menjemur hasil karya, hingga berbagai bahan dan perkakas pendukung.

Menghadap ke kiri, Anda akan melihat sebuah rumah, dilengkapi banner tertulis “Omah Fatma”. Di situ tampak tampilan hasil karya pada berbagai media, seperti kain, baju, sepatu, tumbler, tas, hingga payung.

Begitu masuk ke rumah itu, Anda akan disambut hangat oleh Cak Irfan, Ira Fatma dan Ertika Fatma, founder dari Omah Fatma. Ketiganya, adalah warga LDII DIY. Irfan merupakan pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS), yang sebelumnya aktif bekerja di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Ternyata pula, ia adalah lulusan Sekolah Tinggi Seni Rupa Indonesia, yang saat ini dikenal dengan nama Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Sedangkan Ira, anak sulung dari Irfan, merupakan motor penggerak Omah Fatma. Seorang seniman dengan berbagai keterampilan. Mulai dari menjahit, membatik, mendesain, hingga menjadi seorang guru. Terakhir, ada Ertika, yang merupakan anak bungsu dari Irfan. Saat ini, ia duduk di kelas 2 SMKN 5 Yogyakarta, dengan bidang keahlian tekstil dan batik.

Apa yang istimewa dari Omah Fatma? Di bengkel berupa rumah sederhana itu, ada ecotik yang terbilang tren baru. Sebuah gabungan dua budaya dan dua teknik berbeda, ecoprint dan batik. Tapi bukan soal itu, batik adalah batik: sebuah teknik memblok warna. Omah Fatma menjadi istimewa karena perannya dalam menjaga lingkungan.

Batik Indonesia resmi diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda sejak 2 Oktober 2009. Tuntutan kepada Indonesia pun kian berat. Selain harus bisa merawat tradisi kriya tekstil itu, produksinya harus kian ramah lingkungan. Pasalnya, penggunaan zat pewarna kimia dengan takaran ugal-ugalan, bisa merusak ekosistem sungai. Parahnya lagi, hanya segelintir pengusaha batik yang memiliki sistem pengelolaan limbah yang baik.

Berangkat dari itu, trio Omah Fatma memelopori batik ramah lingkungan. Di Yogyakarta – episentrum budaya Jawa itu — mereka mengembangkan “Ecotik”, perpaduan ecoprint dan batik. Menggunakan perwarna alami berbahan dasar jamu tradisional, sehingga ramah lingkungan.

Ecotik dengan pewarna alami bahan jamu tradisional. Foto: LINES.

Lantas apa bedanya batik dan ecotik? Sama halnya dengan batik tradisional, semua bermula dari kain mori. Baru kemudian dikombinasikan dengan proses pembatikan. “Proses pembatikan bisa dengan beberapa pilihan, seperti teknik tulis, teknik cap, teknik lukis dan teknik kombinasi,” ujar Ira.

Ia melanjutkan, proses produksi ecotik di Omah Fatma, yang digunakan adalah teknik kombinasi, “Ecotik yang dihasilkan mempunyai perpaduan yang unik. Ecoprint dengan kombinasi batik cap motif parijotho. Motif batik khas Sleman,” ungkapnya.

Hal kedua yang unik, adalah penggunaan bahan dasar pewarna alami jamu Jawa. Biasanya berupa mahoni, secang, tegeran, tingi, jolawe dan jambal. “Kami di Omah Fatma, membuat eksplorasi pewarnaan dengan menggunakan manjakani dan jolawe. Keduanya dikenal sebagai bahan jamu tradisional yang terkenal khasiatnya sejak zaman dahulu,” imbuhnya.

Ia berujar, mengangkat bahan tersebut sebagai eksplorasi, tujuannya adalah untuk meningkatkan nilai ekonomi dari bahan tersebut. Serta menambah nilai unik dari produk Omah Fatma. “Bersaing global, dengan mengangkat nilai kearifan lokal. Dari kombinasi unik ecotik, dengan pewarna alami bahan jamu tradisional,” jelasnya.

***

Di dapur produksi, tampak Ira bersama tiga orang siswa PKL asal SMKN 1 Kalasan. Mereka bernama Ola, Sinta dan Afis, yang sedang diberikan tugas untuk membuat ecoprint dengan media kaos dan kain.

Ira dengan cekatan memberikan instruksi pada ketiga siswa PKL tersebut. Sinta sedang hilir mudik, mengambil daun dan bunga. Afis dan Ola, membantu Ira mengambil beberapa alat dan bahan. Selanjutnya, kaos segera diletakkan di atas meja, diberikan penopang antara sisi bawah dan atas kaos, sehingga bisa dimasukkan berbagai macam daun, seperti daun yerba, daun kayu afrika, dan daun lanang, serta bunga kenikir.

Tiba-tiba saja, saat mengerjakan ecoprint tersebut, hujan turun, “Tak masalah,” tutur Ira. Karena justru, kain yang sedang diproses tidak boleh kering, agar motif dari daun dapat menempel dengan baik. Suasana hujan yang sejuk, mendukung prasyarat tersebut.

Usai meletakkan daun dan bunga, Ola dan Sinta bekerja sama meratakan daun yang ada di antara dua sisi kaos. Kemudian digulung, hingga sempurna. Gulungan tersebut diikat dengan tali rafia, seperti bungkusan lontong, dan dikukus selama dua jam. Cara itu, mereka lakukan berulang-kali, hingga pada hari itu, selesai tiga kaos, dan tiga buah kain, serta satu tumbler.

Setelah pengukusan sekitar dua jam, kemudian kaos dan kain diambil. Tampaklah indah motif dari daun dan bunga yang diletakkan sebelumnya. Ada berbagai macam warna, dan tentunya, motifnya tidak akan sama dengan yang lainnya. Karena, ketika arah dan jumlah daun dibedakan saja, akan menghasilkan motif yang secara keseluruhan berbeda. Di sinilah letak limited edition-nya. Selain menggunakan bahan alami, juga bisa dipastikan hasil karyanya berbeda dengan yang lain. Sehingga, menjadi sebuah karya edisi terbatas.

Kemudian, usai menyelesaikan proses produksi, sambil duduk, Irfan, Ira dan Ertika menceritakan sejarah perjalanan dari Omah Fatma. Ira menceritakan, awalnya ia berbisnis dengan nama Fatma Collection, sekitar tahun 2008. Awalnya sebagai penjahit dengan membuka butik, bertahan hingga tahun 2015.

Selanjutnya, dalam perjalanan, Ira mengalami kejenuhan. Ia lalu menghidupkan kegiatan membatik. Karena kebetulan, selain dari ayah dan ibunya, ada tantenya yang berdarah seni tempatnya banyak belajar. Akhirnya, dibuatlah batik jumputan. “Melalui ibu, kami belajar macam-macam motif batik. Dari tante, belajar proses produksinya. Ayah mengajari kami desain dan detailing proses pewarnaan,” ungkapnya.

Menurutnya, jumputan adalah proses pembatikan yang paling mudah. Tinggal diikat menggunakan karet, dan biasanya diisi dengan kelereng atau kerikil. Bisa juga mutiara tiruan. Di Kalimantan Selatan, teknik tersebut dikenal dengan sasirangan. Berasal dari kata Bahasa Banjar, yaitu sirang yang berarti menjelujur. Di Palembang, disebut kain pelangi. Di jawa, disebut jumputan, atau tie dye. “Pasarnya adalah konsumen jahit, dengan promosi kain limited edition. Karena memang, motifnya, kami sendiri yang membuat,” ungkapnya.

Ira Fatma dan Ertika Fatma bersama tiga siswa PKL di Omah Fatma Foto: LINES.

Seiring berjalannya waktu, tahun 2017, Ira mendapatkan tawaran mengajar di SDN Terbansari 1, untuk mengajar ekstrakurikuler membatik. Ira seperti berada pada waktu yang tepat. Pasalnya, untuk menyikapi Hari Batik Nasional yang jatuh saban 2 Oktober, pemerintah DIY menginstruksikan sekolah-sekolah untuk menghidupkan keterampilan membatik. Otomatis dibutuhkan guru ekstrakurikuler membatik.

Sampai tahun 2018 akhir, karena kecintaannya pada dunia batik. Ia pun mengembangkan kombinasi jumputan dengan batik. “Kalau menjadi pengusaha, tetapi tidak ada inovasi. Ya seperti itu saja,” ujarnya. Dalam prosesnya, awalnya, ia masih menggunakan pewarna kimia. “Sering kami gunakan naptol, indigosol, dan remasol,” jelasnya.

Terus berinovasi, ia pun menambah inovasinya dengan teknik pewarnaan shibori. Merupakan teknik pewarnaan kain mengandalkan ikatan dan celupan. “Punya ciri khas pewarna indigo, dengan ciri khas menghasilkan warna biru,” ungkapnya. Saat itu, uang hasil penjualan kain jumputan perlahan dibagi menjadi dua. Sebagian untuk modal membuat stok kain jumputan, dan sebagian modal uji coba shibori.

Bagian menarik selanjutnya, saat sekolah SD tempat Ira mengajar mengikuti lomba Adiwiyata. Ajang itu, mengharuskannya menghadirkan program yang ramah, peduli dan berbudaya lingkungan. Di situlah, ia mulai mengeksplorasi ecoprint. “Ecoprint merupakan seni mengolah kain dengan memanfaatkan daun, bunga, kulit buah, dan kulit pohon sebagai pembuat motif. Dan pewarna yang digunakan berbahan alami, sehingga tercipta produk ramah lingkungan,” ujarnya.

Awalnya, Ira bercerita, belum tahu siapa yang harus ditanya dan di mana ia bisa belajar. Pakai bunga mawar, dipukul-pukul. Pakai daun, setelah dipukul, kemudian dikukus. “Ternyata tidak jadi, karena jelas membuat warnanya ke mana-mana, dan gagal,” ujarnya.

Saat itu, ia hanya punya waktu dua minggu. “Minggu pertama gagal, namun pada minggu ke-2, ada wali murid menawarkan untuk belajar,” Ira bercerita. Ia pun bersyukur, ia dapat belajar dengan baik. Materi bisa tersampaikan sehingga akhirnya, punya produk unggulan yang unik dan cantik, serta ramah lingkungan. “Ternyata pula, wali murid tersebut adalah seorang pengurus kampung. Kami terus membangun relasi, sehingga dari situ pula pesanan ecoprint terus berdatangan. Mulai dari kebutuhan kain, sepatu dan tas,” ujarnya.

Tak berselang lama, pada tahun 2020 ternyata pandemi Covid-19 melanda dunia, hingga Indonesia. Banyak kegiatan terhambat, termasuk ekstrakurikuler. “Mengisi waktu, kami bereksperimen. Mulai dari batik tulis yang dikombinasikan dengan ecoprint. Jumputan dari bekas tutup botol, dan shibori,” ungkapnya.

Ia pun membudidayakan tanaman-tanaman yang dibutuhkan untuk produksi ecoprint. Harapannya, ketika membutuhkan bahan berupa daun dan bunga, ia tak perlu lagi membeli, selain bermanfaat pula sebagai penghijauan.

Wakil Direktur Hortus Botanicus Leiden (HBL), Peter Inklaar (kanan) menerima karya ecoprint Omah Fatma dari Atus Syahbudin (kiri). Foto: LINES.

Terus berinovasi, ia pun menambah lagi referensi pewarna alami yang bisa dieksplorasi, dan mengerucut di bahan jamu. Selanjutnya berbicara motif, ia pun mengombinasikan batik tulis, batik cap, jumputan, shibori dan ecoprint. “Sehingga lahirlah ecotik. Menggunakan pewarna alami, bahan jamu,” ujarnya.

“Pada akhirnya, setelah melalui jalan panjang pembelajaran. Serta banyak kemudahan yang diberikan Allah SWT, serta rasa syukur. Kami berkomitmen untuk terus berbagi. Salah satunya, dengan generasi muda LDII,” ujarnya.

Musim hujan tahun 2021, Omah Fatma dan LDII, berkolaborasi membangun Laboratorium Tanaman Ecoprint di Bumi Perkemahan Dewaruci, Pantai Selatan Yogyakarta. Ia mengungkapkan, Ketua DPW LDII DIY, yang juga Dosen Fakultas Kehutanan UGM Atus Syahbudin, membantu. Agar kelak, laboratorium tersebut dapat menjadi semacam arboretum, atau taman botani.

“Dan melalui perjalanan panjang tersebut, serta dukungan dari Pak Atus. Tak disangka, karya batik Omah Fatma kini sudah berada di Belanda. Di dalam Hortus Botanicus Leiden, kebun botani tertua di Belanda,” tutupnya. (Fredi/LINES)

Tags: BatikEcoprintldiiOmah Fatma

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

KOMENTAR TERKINI

  • Angka Dwi Hadianto on Melalui FKUB, LDII Berkomitmen Eratkan Kerukunan dalam Beragama
  • Angka DH on Mengapa Batik Printing Tak Layak Disebut Batik?
  • Angka DH on Memupuk Kerukunan di Sudut Gunungkidul dengan Budidaya Ikan
  • Angka DH on Plt Kadinkes Jabar Apresiasi Peran LDII Bantu Edukasi Kesehatan Masyarakat
  • Angka Dwi Hadianto on Habib Ubaidillah: Bangsa Indonesia Harus Bersyukur Miliki Pancasila
  • Trending
  • Comments
  • Latest
Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

Bupati Halikinnor Apresiasi Kontribusi LDII Kotim Membangun Karakter Generasi Muda

August 2, 2022
Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

Tumbuhkan Jiwa Nasionalisme, LDII Kotawaringin Timur Peringati HUT RI

August 19, 2022
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

August 2, 2020
Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

Ridwan Kamil: Saya Salut LDII Sudah Berikhtiar menjadi Agen Pembangunan Bangsa

December 24, 2020
nilai-nilai kebajikan jamaah ldii jamaah ldii adalah jamaah ldii nilai-nilai kebajikan universal islam jamaah ldii nilai-nilai kebajikan nilai kebajikan nilai nilai kebajikan LDII ldii sesat ldii terdekat ldii tv ldii jakarta ldii menurut mui ldii indonesia ldii 354 ldii aliran sesat ldii logo ldii wikipedia ldii dan nii ldii ngepel ldii adalah aliran sesat ldii bogor ldii quora ldii adalah ldii apa ldii apa itu ldii australia ldii ajaran sesat ldii adalah organisasi ldii aliran islam apa ldii apakah aliran sesat ldii agama apa ldii apakah sama dengan muhammadiyah ldii apakah dilarang ldii ahmadiyah ldii bali ldii berdiri tahun berapa ldii banten ldii bandung ldii batam ldii bali foto ldii bubar ldii bekasi ldii bareskrim ldii balikpapan ldii banjarmasin ldii bogor terkini ldii bermazhab apa ldii banyuwangi ldii ciri ciri ldii cempaka putih ldii cianjur ldii cilacap ldii cirebon ldii cimahi ldii cikarang ldii ciamis ldii cilegon ldii cinunuk ldii ciledug ldii cikarang selatan ldii cibitung ldii cimanggis ldii ceramah ldii depok ldii dilarang ldii di australia ldii dan muhammadiyah ldii didirikan oleh ldii denpasar ldii dilaporkan ldii dilaporkan ke bareskrim ldii dan nu menikah ldii dibubarkan ldii dilarang di indonesia ldii di jerman ldii di pel ldii di malaysia monev ldii ldii muara enim bintang emon ldii cak emir ldii ldii baleendah alamat email ldii matthew 6 17-18 meaning matthew 5 17-18 meaning 17 hours in french leviticus 17 10 meaning aldi fairuz aldi firmansyah aldi firmansyah s.h m.h aldi falentino aldi furniture aldi fahrezi aldi febriansyah aldi frozen aldi firdaus aldi france aldi faldi ferdian aldi futsal aldi fahmi mustofa aldi flyer aldi fire pit ldii golkar ldii garut ldii tidak sesat ldii gresik ldii go id ldii gadingmangu ldii generus ldii gondanglegi ldii gading ldii google golongan ldii galipat ldii gambar ldii gerakan ldii gang ldii ldii harus menikah dengan ldii ldii hari raya kapan ldii hijrah ldii hebat hadits ldii habib ldii hukum ldii menikah dengan nu hukum ldii haji ldii hadis ldii ldii menurut habib rizieq ldii news hari ini logo ldii hd doa sholat hajat ldii tv terbaru hari ini ldii itu apa ldii ikut mazhab apa ldii idul adha 2023 ldii idul adha kapan ldii idul fitri ldii itu aliran apa ldii itu muhammadiyah atau nu ldii imam siapa lapi itb istikharah ldii ldii itu agama apa ldii indramayu ldii idul adha 2022 ldii itu seperti apa ldii jakarta barat ldii jogja ldii jakarta pusat ldii jepang ldii jatim ldii jakarta selatan ldii jember ldii jambi ldii jombang ldii jakarta timur ldii jakarta utara ldii jepara ldii jatibarang ldii kediri ldii khawarij ldii korea ldii kapan lebaran ldii kepanjangan dari ldii kenapa sesat ldii kebon jeruk ldii kbb ldii kudus ldii klaten ldii karawang ldii kediri burengan jawa timur ldii kapan puasa ldii kuningan ldii karanganyar

Ust Ahmad Ali: LDII Konsisten dalam Menjalankan Prinsip Thoharoh dalam Ajaran Syafiiyah

77
Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

Ponpes Wali Barokah Adakan Asrama Alquran Secara Online Sepanjang Ramadan 1444 H

74
Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

Tembus Rp400 Miliar, Begini Cara Warga LDII Berkurban

73
ormas Islam ormas islam wikipedia ormas islam wahdah web ormas islam what does islam say about waxing islamic ruling on removing pubic hair ormas islam di indonesia ormas islam ormas islam adalah ormas islam terbesar di indonesia ormas islam yang ada di indonesia ormas islam yang dibubarkan ormas islam yang dilarang di indonesia ormas islam yang dibubarkan pemerintah right of education in islam organisasi islam ormas indonesia ormas di indonesia ldii ke istana negara ldii nasehat ldii indonesia kenapa ldii sesat ldii kepanjangan dari ldii kediri ldii news ldii jokam ldii.or.id nasehat ldii mui ldii sesat ldii sekarang ldii wikipedia ldii nasehat agama nasehat ldii tentang bersyukur nasehat ldii 5 bab nasehat ldii tentang sabar nasehat ldii 4 tali keimanan nasehat ldii tentang niat nasehat ldii tentang 5 bab nasehat ldii terkini nasehat ldii tentang pernikahan ldii tv nasehat cak emir ldii tv nasehat ldii tv nasehat 2022 bahan nasehat ldii belajar nasehat ldii nasehat ldii tentang anak nasehat ldii tv mempersiapkan bekal mati www.nasehat ldii.com nasehat generus ldii nasehat jamaah ldii

Menemui Presiden, LDII Tegaskan Netral Aktif Bukan Underbow Parpol

45
Public Speaking Jaksel

Workshop MC LDII Jaksel Harapkan Generasi Terampil Berkomunikasi

October 4, 2023
FKUB LDII Sidoarjo

Melalui FKUB, LDII Berkomitmen Eratkan Kerukunan dalam Beragama

October 3, 2023
LDII Jambi Selatan

Pengajian Umum LDII Jambi Selatan Tekankan Tema Kewajiban Sebagai Muslim

October 3, 2023
Pasanggiri Jawa Timur

Persinas Asad Jawa Timur Bertekad Lestarikan Seni Budaya dan Rawat Kearifan Lokal

October 3, 2023

DPP LDII

Jl. Tentara Pelajar No. 28 Patal Senayan 12210 - Jakarta Selatan.
Telepon: 021-57992547 / 0811-8604544

SEKRETARIAT
sekretariat[at]ldii.or.id
KIRIM BERITA
berita[at]ldii.or.id

BERITA TERKINI

  • Workshop MC LDII Jaksel Harapkan Generasi Terampil Berkomunikasi October 4, 2023
  • Melalui FKUB, LDII Berkomitmen Eratkan Kerukunan dalam Beragama October 3, 2023
  • Pengajian Umum LDII Jambi Selatan Tekankan Tema Kewajiban Sebagai Muslim October 3, 2023

NAVIGASI

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

KATEGORI

Kirim Berita via Telegram

  • Home
  • Contact
  • Sitemap
  • Jadwal Shalat
  • Hitung Zakat
  • Privacy Policy
  • NUANSA PERSADA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.

No Result
View All Result
  • HOME
  • ORGANISASI
    • TENTANG LDII
    • 8 POKOK PIKIRAN LDII
    • SUSUNAN PENGURUS DPP LDII 2021-2026
    • HIMPUNAN KEPUTUSAN MUNAS LDII 2021
    • MATERI MUNAS IX 2021
    • FATWA MUI
    • DAFTAR WEBSITE LDII
    • VIDEO LDII
    • CONTACT
  • JADWAL SHALAT
  • LAIN LAIN
    • HITUNG ZAKAT
    • MATERI WEBINAR DPP LDII
    • SITEMAP
  • ACUAN DESAIN GRAFIS
  • KIRIM BERITA

© 2020 DPP LDII - Managed by KIM & IT Division.