Salah satu kegagalan Nabi Musa ketika berguru kepada Nabi Khidhir adalah faktor kesabaran. Padahal sudah sejak awal Nabi Khidir mengingatkan untuk bersabar, dengan cara jangan bertanya atau berkomentar ketika melihat apa yang dilakukan olehnya. Nyatanya, Nabi Musa kurang sabar menanti dan menunggu piwulang yang diberikan kepadanya. Hasilnya hanya tiga kejadian saja yang terungkap. Padahal kalau seandainya Nabi Musa lebih sabar, dengan berdiam diri tidak bertanya, niscaya beberapa ilmu Allah – yang di kalangan nahdhiyin disebut ilmu laduni – akan terungkap lebih banyak lagi, itu harapan Nabi SAW.
Kejadian itu sudah berlalu. Tapi darinya kita bisa belajar bahwa kesabaran adalah faktor yang penting dalam hidup ini. Kesabaran adalah faktor sukses seseorang. Kesabaran memang kunci segala hal. Bahkan seorang sahabat sampai pada kesimpulan; dengan cinta dan sabar tidak ada yang tidak mungkin. Juga dalam menikmati dan mengenali esensi hidup ini, sabar adalah kuncinya. Di dalam Kitab-Nya Allah berfirman; Innallaaha ma’as shobiriin – Sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar. (al-Baqoroh 153).
Untuk memahami kontek sabar dalam firman Allah tersebut mari kita simak firman Allah dalam Surat al-Anfaal 65 – 66. Allah berfirman: Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti. Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa padamu ada kelemahan. Maka jika ada diantaramu seratus orang yang sabar, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir; dan jika diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.
Ayat di atas menerangkan bahwa kalau sabar, 20 orang iman bisa mengalahkan 200 orang kafir. Kemudian Allah memberi keringanan jika ada 100 orang iman yang sabar bisa mengalahkan 200 orang kafir. Pada praktiknya ketika Perang Badar 300 tentara islam bisa mengalahkan 1000 tentara kafir. Kunci kemenangan pada Perang Badar adalah sabar. Bagaimana tentara islam bisa sabar? Sebab mereka telah mendapatkan akses pertolongan Allah yang berjanji akan membantu mereka dengan tentara berupa malaikat, sebanyak 5.000 malaikat. Dengan kata lain kesabaran diperoleh dengan cara mengakses kekuatan Allah. Kalau keadaan normal 300 orang tentu akan kalah melawan 1000 orang. Akan tetapi dengan kekuatan dan pertolongan dari Allah, maka 300 orang bisa mengalahkan 1000 orang. Karena hakekatnya 300 orang itu adalah 5300 orang.
Jadi, pengertian Allah beserta orang – orang yang sabar mengandung pengertian mengakses dulu kekuatan Allah sehingga bisa memiliki kekuatan melebihi keadaan normal manusia untuk bersabar. Tanpa kekuatan dan pertolongan Allah akan susah untuk memperoleh predikat sabar. Pada Perang Uhud contohnya, karena tidak sabar, pertolongan Allah hilang dan orang iman kalah melawan orang kafir. Dengan demikian kesabaran beriringan dengan kedekatan kita kepada Allah. Semakin dekat kita kepadaNya, semakin besar peluang memperoleh cadangan energi yang besar dariNya, sehingga bisa sabar menghadapi segala situasi yang menimpa. Hal ini selaras dengan firman Allah dalam surat An-Nahl ayt 126 – 127, Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar. Bersabarlah (hai Muhammad) dan tiadalah kesabaranmu itu melainkan dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran) mereka dan janganlah kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu dayakan.
Benih kesabaran akan tersemai seiring kedekatan kita pada Allah. Manusia punya kekuatan biasa, Allah lah yang luar biasa. Dengan pendekatan diri kita kepadaNya berarti semakin terbuka jalan memperoleh energiNya. Kesabaran yang kecil akan tumbuh menjadi besar dan besar, ketika kita menyatu dengan Sang Pencipta dan hukum – hukumnya. Hal ini tidak bisa diperoleh jika kita tidak mengenaliNya.
Oleh :Faizunal Abdillah