Yogyakarta (20/10). Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Ar-Royyan Baitul Hamdi Yogyakarta menghelat perlombaan memasak “Master Chef PPM Jogja,” dengan tema yang unik, “Tumpeng Festival” atau TUMFEST. Acara berlangsung di SMP Pangudi Luhur 1 Yogyakarta pada Minggu (8/10)
Dalam kesempatan tersebut, Ketua Pelaksana Acara, Rhiza Perkasa Aldeansyah mengatakan, nama “Master Chef PPM Jogja” dipilih karena mekanisme acara ini mirip dengan Master Chef yang terkenal dalam dunia kuliner, di mana para peserta akan bersaing dalam memasak.
“Acara ini bukan sekadar kompetisi, tetapi juga tentang meningkatkan kerukunan, kekompakan, dan keakraban para santri. Kegiatan ini juga dilaksanakan sebagai rangkaian dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional,” ujarnya.
Rhiza mengatakan, Master Chef PPM Jogja menghadirkan tantangan bagi para santri, untuk memasak hidangan tradisional dan menunjukkan keahlian mereka dalam bidang kuliner, “Selain itu, para peserta juga diajak untuk mengkreasi nasi tumpeng, sebuah hidangan tradisional khas Indonesia,” ungkapnya.
Ia menerangkan, setiap tim tidak hanya bersaing dalam hal memasak tetapi juga dalam pemilihan dresscode yang unik, “Dresscode yang digunakan oleh setiap tim sangat beragam, mulai dari tradisional hingga modern, dengan ciri khas adat-adat yang ada di Indonesia,” terangnya.
Sementara itu, Pengurus PPM Ar-Royyan Baitul Hamdi Yogyakarta, Ustaz Hanafi Aris Pambudi, menekankan pentingnya kegiatan ini dalam mengembangkan kemandirian dan kreativitas santri, “Kami berharap bahwa acara ini tidak hanya akan menjadi kompetisi semata, melainkan juga kesempatan bagi para santri untuk memperoleh bekal keterampilan memasak yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Ustaz Hanafi mengatakan, selain sebagai ajang kompetisi dan pengembangan keterampilan, acara ini juga bertujuan untuk melatih para santri dalam melakukan pengembangan dakwah yang sesuai dengan tuntutan zaman modern, “Perlombaan ini juga menciptakan dan memperkuat kerukunan, kekompakan, dan kerja sama yang baik antar santri,” katanya.
Ia melanjutkan, kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi dan pengembangan keterampilan, tetapi juga menjadi hiburan bagi para santri di sela-sela kegiatan pengajian mereka, “Harapannya, acara ini akan menambah semangat mereka saat kembali ke aktivitas pengajian yang rutin,” ujarnya.
Ustaz Hanafi mengapresiasi panitia yang telah mengadakan acara ini, untuk pengembangan keterampilan memasak maupun dalam menjaga dan memperkuat kebersamaan mereka, “Acara semacam ini membuktikan bahwa pembelajaran tidak selalu harus dilakukan di dalam kelas. Dan pengalaman seperti ini dapat memberikan dampak yang positif dalam pembentukan karakter dan keahlian para santri,” pungkasnya. (FWI/LINES)