Kediri (15/8). Tiga Pondok Pesantren (Ponpes) naungan LDII di Kota Kediri, Jawa Timur, kini telah dilengkapi dengan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren). Hal tersebut disampaikan oleh Ketua DPD LDII Kota Kediri, Agung Riyanto, dalam kegiatan orientasi pendampingan Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) Tahun 2024.
Kegiatan tersebut diselenggarakan Dinas Kesehatan dan Kementerian Agama Kota Kediri di Aula Ponpes Nurul Huda Al Mansyurin, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, pada Rabu (14/8). Pada kesempatan itu, Agung Riyanto menjelaskan, tiga ponpes LDII yang memiliki Posketren adalah Ponpes Nurul Huda Al Mansyurin, Ponpes Al Hasun, dan Ponpes Nurul Hakim Al Fattach.
Pendirian Poskestren ini merujuk pada tiga landasan utama. “Pertama, ada riwayat dalam agama Islam, bahwa orang mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada yang lemah, dan untuk mewujudkan kekuatan itu harus sehat,” ungkap Agung.
Selain landasan agama, pendirian Poskestren juga didasari oleh Undang-Undang No 18 Tahun 2019 yang menekankan fungsi pesantren sebagai penyelenggara pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Dalam konteks pemberdayaan masyarakat, pendirian Poskestren menjadi penting untuk mengelola bidang kesehatan di lingkungan pesantren.
“Landasan ketiga adalah bagian dari delapan klaster pengabdian LDII untuk bangsa, salah satunya adalah kesehatan. Ini menyangkut sumberdaya manusia. Kami menyiapkan generasi yang sehat untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045,” tegas Agung.
Selain itu, Agung juga mengatakan, inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan kesehatan para santri dan seluruh warga pesantren, “Sekaligus memastikan akses layanan kesehatan yang memadai dalam lingkungan yang kondusif untuk belajar,” pungkasnya.
Terkait keberadaan Posketren, Kasi Promosi Kesehatan Masyarakat dan Pemberdayaan Dinas Kesehatan Kota Kediri, Emy Widiastuti, menekankan pentingnya kualitas pelayanan kesehatan. “Kami ingin mewujudkan Poskestren yang berkualitas. Kader kesehatan diharapkan bisa mengawal Poskestren di tiga ponpes LDII. Sehingga fungsinya dapat terwujud,” ujarnya.
Emy menambahkan program ini juga berupaya menguatkan kader-kader kesehatan yang telah mendapatkan pembinaan sebelumnya. Selain itu, Poskestren memiliki tanggung jawab dalam memberikan edukasi kesehatan, pendampingan, penanganan santri yang sakit, serta pencatatan kondisi kesehatan santri di pondok pesantren.
“Program yang dilakukan oleh Poskestren adalah pendampingan, pemberian edukasi tentang kesehatan, dan cara penanganan bila ada santri yang sakit,” tambah Emy.
Saat ini, Kota Kediri telah memiliki 55 Poskestren yang tersebar di berbagai pondok pesantren. Satu Poskestren diisi 10 petugas yang terdiri dari santri dan pendamping, komposisi tersebut menunjukkan komitmen Dinkes Kota Kediri untuk memastikan setiap pondok pesantren memiliki akses terhadap layanan kesehatan yang memadai.
Kementerian Agama (Kemenag) Kota Kediri juga memberikan dukungan penuh terhadap program ini. Kepala Seksi Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ahmad Rofiudin Faruq, menyatakan bahwa program ini tidak hanya penting untuk kesehatan santri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebersihan dan kesehatan di lingkungan pondok pesantren. “Program ini sangat relevan dalam membentuk generasi yang sehat dan siap berkontribusi bagi masyarakat,” ujar Faruq. (FWI/LINES)
muga2 aman selamat lancar barokah
Matab,mugi mugi tambah Lancar barokah,,
Alhamdulillah smg dgn adanya Poskestren, Allah memberikan kelancaran kegiatan belajar mengajar (KBM) di Pondok2 Pesantren LDII dimanapun berada Aamiiin
Alhamdulillah
Alhamdulillah
Alhamdulillah, LDII berkontribusi positif bagi pengembangan kesehatan masyarakat sebagai prasyarat Generasi Penerus Bangsa menggapai Indonesia Emas 2045, insyaa Allah.
Alhamdulillah badan sehat ibadah lancar
Semoga kesehatan para santri selalu terjaga tetap lancar dan barokhah